Selasa, 14 Juli 2020

JIKA DEMIKIAN

Lama aku menatap lebar
Mencari keadilan yang benar
Bila kebusukan banyak penggemar 
Menyumbat dengan rupiah kelar 
Kebaikan di hilangkan tanpa samar
Seakan pergi tanpa warna pudar

Lama aku menahan rindu yang mulai sakit
Kelak kemana ku bawa jika rumah sakit 
Tidak lagi sehat
Rupiah-rupiah telah menjadi dokter hebat
Beban kesakitan makin memberat
Melangkah tak selalu tepat
Kita miskin semakin melarat

Selamat malam hati
Haruskah aku membuang semuanya ke laut, yang sudah penuh 
Kemana hati akan di rawat ketika rumah sakit tak lagi sehat
Disana sudah dibagi kelas, 
Nasibku... 
Ini ujian pengembara ketika yang sama-sama, tak lagi se irama. 
Kelak berkat mendekat, hingga engkau hati, bisa selamat. 
#malamituakhirkata

Senin, 13 Juli 2020

SEKUNTUM BUNGA DESA

Seperti hati ingin berbicara
Tentang penglihatan yang sekian terbayang,. 
Masi membekas dalam ingatan 
Sekalipun susah dilupakan 
Bunga desa yang dibesarkan 
Dalam kasih sayang, dalam penuh harapan, dalam cinta, 
Oleh dua pasang pendekar, 
Jari mereka kasar namun perasan merka halus, 
Menapaki pahitnya, sakitnya, merawat bunga desa. 
Ahhh adakah harapan jika kelak bunga desa di pindah kan ke kota. 
Yang harus tumbuh tanpa di perhatikan, dan dijaga lagi.. 
Katanya ingin meraih gelar mahkota dengan toga
Lalu... 
Sejenak terdengar kabar bunga desa sudah menjadi rumput liar, 
Yang kadang di cabut begitu saja oleh orang-orang berpangkat rupiah 
Hati terpukul, yang dulu di puja puja, 
Sekarang mnjadi layu bahkan redup dan lesu. 
Bunga desa, mimpikah aku ini? 
Dulu disanjung karna keelokan dan kesucian, kini terlantar bersama rumput liar. 
Masihkah membekas ingatan? Atau lupa pada pendekar berbahu baja, dengan hati selembut sutra, yang membesarkan tanpa di upah? 
Dimana kenangan mu dulu? 


dalam kenangan

Nak.... Lembaran baru dimulai lagi Seribu pengalaman terlewati Bagi di sayat sembilu dan di tikam belati Kadang suka dan duka di...