Selasa, 31 Maret 2020

UNTUK NYA

Sejenak bertemu dalam selembar percakapan.. 
Tentang surat tua lewat media
Meramu perasaan menjadi rindu 
Menitipkan pesan dari hati 
Untuk disekap pada perasaan
Canda tawa mu menajdi candu ku
Bisikan merdu lisan mu, dari mulut manis tanpa polesan, 
Sempat membuatku tertambat ingin bersandar, 
Ingin ku kalungkan hasrat 
Tentang mimpi mimpi besar 
Tentang petualangan di kota karang 
Berdinding gersang seperti rumput ilalang 
Mengukir kisah bersama, memulai cerita tanpa setengah setengah, 
Bersama,,yang usia masih parubaya
Entah bertemu dalam ruang rindu bersama detak jarum waktu yang mengantarkan pergi.. 
Kalau mungkin pasti kukatakan, layaknya di atas bumi seperti di dalam surga.. 
Dalam doa ku berharap

Selasa, 24 Maret 2020

Dia dan Diam-ku

Lama bersembunyi dibalik tatapan
Menunggu waktu yang tepat untuk katakan perasaan
Tentang hati yang tertanam dalam rasa
Mengucapkan sedari lama
Ku tutup rapat rapat
Masihkah hal yang sama 
Ingin ku bertemu dalam rindu 
Diantara lorong lorong kota
Bersandiwara tanpa drama yang disusun sutradara, 
Mengukir kisah dibalik orang orang terhenti
Yang menutup kisah ketika tak mampu disini
Ahhh mungkin lewat bisikin doa 
Ketika Tuhan mendengar dan mengabulkan 
Awal harapan dan semu bayangan 
Tuhanku aku bersajak dalam jarak keraguan
Antara perasaan dan melupakan 
Antara mengagumi dan mengikhlaskan 
Seprti arsip yang harus kususun rapi
Dalam memori Kenangan. 
Trimakasi waktu-Mu

Senin, 23 Maret 2020

BAGIMU


Lama bersembunyi dibalik tatapan
Meniti pada satu titik penglihatan 
Sebesar angan yang belum terucapkan 
Ingin bertemu di ruang rindu kesepian 
Bersama bayangan di bilik hati
Yang ingin kutulis, bukan ilusi 
Ingin ku ucap bukan pertnyaan 
Ahhh ... 
Rasa yang sama juga padamu 
Mungkin bertamu lah 
Disini ada kopi dan hati sekaligus 
Ku suguhkan dalam gelas berkaca
Biar kecupan dibibir gelas ku masi membekas 
Ketika diajak mulai berbicara dari lisan dan perasaan berdebar
Ingin ku katakan tapi terbata bata 
Aku gagal di depanmu 
Ahh sedalam ini kah 
Tuhan aku ingin ber curhat 
Tentang nama yang belum menjadi sandiwara, 
Andai dia demikian 
Mungkin pelaminan, dan kita mulia menulis kisah tentang rasa yang lain 
Ketika janji suci diikrar dalam 
Nama -Mu

Corona dan Enu

Dua duanya menjadi mistis 
Ketika Corona membunuh tanpa menyentuh, begitu juga enu, 
Perasaan ini menjauh tanpa halau
Corona mematikan raga 
Enu mematikan perasaan
Corona merenggut nyawa. 
Enu merebut *rona
musim nya ketika 14 hari terkurung 
Tanpa harus salim dan sapa, 
Dengar tawa dalam hal nada bersama suara uh ah 
Itu urusan mu enu.. 
Belagu ahh bodoh amat



Sabtu, 21 Maret 2020

doaku pada Rosario -Mu

Pejamkan mata dan mulai merenung 
Tentang tingkah, tentang dosa, bahkan tentang Tuhan sekalipun. 
Dalam dalam aku merintih, 
Meminta kepada-Nya dari mulut berdosa, 
Dengan tangan jahil, yang terkatup, 
Dengan pikiran yang pernah tidak waras, 
Bisikan kecil pun ku lantunkan 
Untuk kebaikan, sekalipun pernah jahat. 
Untuk kesehatan sekalipun pernah sakit, 
Untuk rejeki sekalipun pernah sial,
Tuhanku 
Ampuni aku dan salah ku, 
Luka ku trlalu dalam untuk duniawi 
Ingin meratapi dengan isak tangis 
Bagaimana dengan ini??
Sekalian pada ucpan rasa syukur dari raga penuh debu. 
Andai sedalam dosa, pengampunan pun akan bertambah, 
Dari mulut brdosa masi ku katup tangan untuk ucapkan syukur bagimu. 
Seperti di dalam surga dan di atas bumi. 

Jumat, 20 Maret 2020

beda

Bagai di sayat sebilas belati
Yang dimainkan secara keji
Merobek jiwa hingga raga
Melukai perasaan bahkan nyawa
Lantas manusiawi kah??
Untuk apa engkau puja, ketika lisan dari mulut menghujat, memaki lalu pergi
Ahhh.. 
Sedalam ini kah perasaan! 
Terbawa angan hingga jatuh dalam bayangan! 
Membanting secangkir Kenangan, 
Ketika gelas kaca telah retak 
Bukan....... 
Lebihan baik pamit dan pergi 
Karena tamu kadang menggoda 
Ketika bekas luka dan pecahan kenangan,, 
Terobati oleh rindu dalam pelukan 
Oleh dia yang nanti katanya mewah dan kaya.. 
Yang membawa mu kedalam negeri kayangan
Salam hormat dari tamu di bawah kolong meja perjamuan, 
Hari ini esok dan selamanya, 
#

Kamis, 19 Maret 2020

tanggal di lembaran kalender tua

Sejenak menatap dan menghitung 
Tentang ilusi hari hari baik kemarin 
Yang dilingkari tinta hitam, 
Membayang pengalaman , kenangan, nama, rasa bahkan amarah
Pernah menatap lalau menetap, jarum detik pada jam dinding terus bergerak. Lembaran kalender terus dibuka, dilingkari lagi tangggal misterius itu. Ahhh sama saja rencana diujung harapan akan menjadi nyata, ketika tak hanya sebatas satra yang dibawa dalam cerita tanpa tema. 
Bukan kah semestinya dilakukan beriringan dengan doa. 
Mumpung masi pagi , perbanyak pangalaman agar tanggal tua tetap dikenang. 

dalam kenangan

Nak.... Lembaran baru dimulai lagi Seribu pengalaman terlewati Bagi di sayat sembilu dan di tikam belati Kadang suka dan duka di...